Wednesday 29 May 2013

D'KALA MEMBANGUN OPTIMISME DENGAN SIKAP POSITIF

 
I'M TOO POSITIVE TO BE DOUBTFUL
TOO OPTIMISTIC TO BE FEARFUL
AND TOO DETERMINED TO BE DEFEATED
 
 
"Sama ada kita menjadi abu atau menjadi seekor merak, ia terpulang pada diri kita sendiri." Sebenarnya, hidup kita bukan sekadar bergantung pada setiap apa yang berlaku pada kita dan sekeliling, tetapi ia lebih kepada bagaimana kita memberi tindak balas terhadap apa yang berlaku.

Skop OPTIMISME & POSITIF sangat luas, stop with the if ONLY's and start with I will. 

ORANG menjadi kuat, pada dasarnya kerana mentalnya kuat. Orang menjadi lemah, kerana mentalnya lemah. Begitu juga, orang sukses, kerana ia memiliki keinginan untuk sukses. Dan orang yang gagal, kerana ia berbuat gagal. Dalam hal ini, ada keterangan yang menyebutkan bahawa: “Orang yang kuat lebih disukai dan lebih baik dari orang yang lemah.” Jadi, manusia tangguh dan kuat itu, sudah seharusnya menjadi cita-cita kita dalam rangka mengabdi kepada-Nya.
 
Dalam hal ini, kesuksesan menurut pandangan agama Islam itu memiliki dua syarat pokok.
Yakni iman dan ilmu
 
Kedua hal ini, kalau kita kaji secara rinci, jelas-jelas memiliki pengaruh sangat besar dalam kehidupan manusia. Dengan kuatnya iman seseorang, maka ia akan sangat berpengaruh terhadap kualitas kehidupan manusia. M. Ridwan IR Lubis, menyebutnya ada tiga pengaruh iman yaitu berupa:
kekuatan berfikir (quwatul idraak),
kekuatan fisik (quwatul jismi), dan
kekuatan ruh (quwatur ruuh).

Sedangkan menurut M. Yunan Nasution, mengungkapkan bahwa pengaruh iman terhadap kehidupan manusia itu berupa: iman akan melenyapkan kepercayaan kepada kekuasaan benda; menanamkan semangat berani menghadapi maut; membentuk ketentraman jiwa; dan membentuk kehidupan yang baik.

Menyikapi keadaan seperti saat ini, kita seharusnya tidak menjadi pesimis dan berserah diri. Kita harus optimis dan selalu berusaha untuk mencapai yang terbaik dalam hidup ini. Sehingga untuk menjadikan peribadi pantang menyerah dan tangguh ini, maka dalam diri kita harus tertanam sikap optimis, berpikir positif, dan percaya diri.

Setiap manusia harus memiliki optimisme dalam menjalani kehidupan. Dengan sikap optimis, langkah kita akan tegar menghadapi setiap cubaan dan menatap masa depan penuh dengan keyakinan. Kerana garis kehidupan setiap manusia sudah ditentukan-Nya. Tugas kita adalah hanya berusaha, berfikir dan berdoa. Atau kita harus luruskan niat dan sempurnakan ikhtiar.

Sedikitnya, ada tiga pengaruh dari sifat optimisme bagi kehidupan manusia.

Pertama, optimisme dapat menumbuhkan cinta akan kebaikan di dalam diri manusia dan menumbuhkan perkembangan baru dalam pandangannya tentang kehidupan.

Kedua, optimisme mampu mengurangi sejumlah problem dalam kehidupan manusia. Wajah-wajah optimis akan memancarkan kebahagiaan. Tidak saja pada saat mencapai kepuasan, tetapi dalam segala situasi.

Ketiga, orang yang menjadikan sifat optimis sebagai bagian dari kehidupannya, maka akan tumbuh kepercayaan di antara anggota masyarakat. Dan kepercayaan tersebut merupakan sebab yang mendesak dalam memulihkan dan memajukan umat (bangsa) yang sedang “sakit” seperti saat ini.
Setelah kita mampu bersikap optimis, lalu pula fikir kita juga harus dibiasakan berfikir secara positif dan percaya diri. Berfikir positif kepada siapa?
 
Berfikir Positif Kepada Sang Pencipta
Setiap kejadian, peristiwa dan fenomena kehidupan ini pasti ada sebab musababnya. Artinya segala kejadian di dunia ini telah Allah atur dengan secermat-cermatnya. Tinggal bagaimana kita menyikapi setiap kejadian itu melalui akal dan pikiran yang dilandasi dengan ilmu-ilmu Allah.

Jadi, tugas kita, hanya berpikir dan membaca. Ada apa dibalik semua itu? Lalu, kita mengambil pelajaran dari setiap kejadian tersebut dan selanjutnya mengamalkan yang baiknya dalam perilaku keseharian.

Berpikir Positif Terhadap Diri Sendiri
Setiap manusia, dilahirkan sebagai pribadi yang unik. Kerana bagaimanapun wajah dan sifat kita mirip dengan orang lain. Tapi, yang jelas ada saja perbedaan antara keduanya. Sifat dan pribadi unik itu, harus kita jaga. Itu adalah potensi positif, modal dasar untuk mencapai keleluasaan langkah kita dalam menjalani kehidupan ini. Bagaimana orang lain akan menjunjung kita, kalau diri kita sendiri meremehkan dan tidak ‘mengangkatnya’.

Selain itu, kita juga harus yakin bahwa kita dilahirkan ke dunia ini sebagai sang juara, the best. Fakta membuktikan, dari berjuta-juta sel sperma yang disemprotkan Bapak kita, tetapi ternyata yang mampu menembus dinding telur Ibu kita dan dibuahi, hanya satu. Itulah kita, “sang juara”. Hal ini, kalau kita sadari akan menjadi sebuah motivasi luar biasa dalam menjalani hidup ini.

Berfikir Positif Pada Orang Lain
Orang lain itu, manusia biasa sama dengan kita. Dia mempunyai kesalahan dan kekhilafan. Yang tentu hati nuraninya tidak menghendakinya. Pandanglah, orang lain itu dari sisi positifnya saja dan menerima sisi negatifnya sebagai pelajaran bagi kita.

Belajarlah dari seekor burung Garuda. Ia mengajarkan anaknya untuk terbang dari tempat yang tinggi dan menjatuhkannya. Lalu jatuh, diangkat lagi dan seterusnya sampai ia bisa terbang sendiri. Hati Garuda juga bersih, tidak mendendam. Ia kalau waktunya bermain “cakar-cakaran”. Tapi, kalau di luar itu ia akur, damai kembali.

Berfikir Positif Pada Waktu
Setiap manusia diberi waktu yang sama, dimana pun dia berada. Sebanyak 24 jam sehari atau 86.400 detik sehari. Waktu itu, ingin kita apakan? Kita gunakan untuk tidur seharian, kerja keras, mengeluh, berdemontrasi, bergunjing, santai, menuntut ilmu, menolong orang lain, melamun, ibadah, dan lainnya. Waktu itu tidak akan protes. Yang jelas, setiap detik hidup kita akan diminta pertanggungjawabannya kelak. Bagi mereka yang biasa mengisi waktunya dengan amal-amalan saleh/kebaikan dan berada dalam keimanan, maka ia akan memperoleh kehidupan yang lebih baik.

Akhirnya, untuk memaksimalkan potensi optimisme yang ada pada diri seseorang, kuncinya adalah diri kita perlu dibangun dengan kebiasaan positif. Dan kita berdoa, agar Sang Penguasa diri ini memberi kemampuan kepada kita untuk membangun pribadi yang tangguh dan pantang menyerah.
 Amin. Wallahu’alam***
 
 
AL-KISAH TABIAT YANG BERPOSITIF
(Lelaki dan Jadual Penerbangannya)
Seorang lelaki mengejar penerbangannya, saat tiba di lapangan terbang, penerbangannya terpaksa dilewatkan kerana kerosakan pada bahagian tertentu. Tetapi dia tidak marah. Katanya, "Bagus!" Maka orang di sekelilingnya hairan. Bukankah sepatutnya lelaki itu marah.
"Mereka mengambil berat akan keselamatan kita. Bukankah ia bagus?"
"Tetapi.. sukarlah untuk kita mendapatkan penerbangan berikutnya. Kerana kita terpaksa menunggu dengan begitu lama. Sedangkan sekarang kita sedang mengejar masa!" "Bagus!" Dan orang di sekelilingnya bertambah hairan. "Kenapa bagus?" "Kerana saya dan semua orang dapat bersantai-santai terlebih dahulu. Cuaca di luar sana sangat tidak menyenangkan. Sedangkan kita di sini berada dalam keadaan nyaman dan selesa. Terdapat beberapa buah kusyen empuk di hujung kaunter. Terdapat makanan dan kopi panas di kafeteria. Jadi saya akan memanfaatkan peluang ini, kerana saya sering tidak cukup masa selama ini. Sekarang saya dapat membaca majalah kegemaran saya terlebih dahulu." Dan orang sekelilingnya merasa kagum dengan lelaki itu. Seraya berkata, "Hebat!" Itulah dia. Tabiatnya yang positif akan mempengaruhi kelakuan, kata-kata dan pastinya keputusan. Ia memberitahu dunia bahawa sikap positif penting dalam kehidupan. Apa sekali pun tujuan kita, fikir positif. Sentiasa positif dan optimis!
 
kata-kata Tan Sri Syed Mokhtar Al-Bukhari dalam sebuah buku motivasi "Menuju Kejayaan"
"Saya ini kata orang Kedah, lebai kodok bukan lebai pondok. Tapi saya tahu hal-hal asas. Kalau mahu, saya terus minta dari Tuhan. Tuhan beri manusia akal dan fikiran. Kalau hendak pakai baju biarlah padan dengan badan. Jangan jadikan agama hanya satu tempat untuk kita bergantung apabila kita susah."
 
 


Memaksa itu bukan sifatnya Habibullah
 
 
 
 

No comments:

Post a Comment